MUNCUL DAN BERKEMBANGNYA
PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA
1. Sebab-sebab Muncul dan Berkembangnya Pergerakan Nasional
Indonesia
Sejak bangsa Eropa datang ke wilayah Indonesia, bangsa
Indonesia telah menyadari akibat-akibat yang muncul dari kedatangannya itu.
Semenjak kedatangan bangsa-bangsa Eropa tersebut, perlawanan tidak pernah
henti-hentinya dilakukan oleh bangsa Indonesia. Namun periawanan-perlawanan itu
selalu mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan setiap perlawanan yang dilakukan
terbatas hanya pada daerahnya, atau hanya ingin membebaskan daerah-daerah dan
penduduknya dari kekuasaan asing. Dengan keadaan seperti ini, bangsa asing
dapat lebih mudah untuk menguasainya.
Sejak akhir abad ke-19 dan awal abad
ke-20 telah muncul benih-benih nasionalisme pada bangsa Indonesia. Munculnya
gerakan nasionalisme itu tidak terlepas dari pengaruh yang datang dari dalam
maupun dari luar.
a. Pengaruh yang datang dari
dalam (internal)
1) Kenangan kejayaan masa lampau: sebelum imperialisme
bangsa Eropa (Barat) masuk ke wilayah Indonesia, banyak terdapat kerajaan yang
besar dan jaya, seperti Kerajaan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim yang
menguasai jalur pelayaran dan perdagangan di Selat Malaka. Kerajaan ini pernah
menjadi pusat perdagangan dan bahkan pusat penyebaran agama Budha di Asia
Tenggara. Juga Kerajaan Majapahit di bawah pemerintahan Raja Hayam Wuruk dan
dibantu oleh Patih Gajah Mada menjadi kerajaan yang paling berkuasa di hampir
seluruh wilayah Nusantara. Di samping itu, Kerajaan Majapahit juga dikenal
dengan kerajaan Nusantara, karena wilayahnya mencakup pulau-pulau yang ada di
wilayah Nusantara.
2)
Penderitaan dan kesengsaraan akibat imperialisme: muncul dan berkembangnya
imperialisme di dunia membawa perubahan yang sangat besar dalam kehidupan
masyarakat, khususnya di wilayah Indonesia. Pelaksanaan imperialisme di wilayah
ini menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan bagi bangsa pribumi, karena kaum
penjajah hanya berusaha untuk mengeruk keuntungan demi kejayaan bangsanya
sendiri. Kesengsaraan dan penderitaan inilah yang menjadi alasan atau pendorong
munculnya periawanan-perlawanan bangsa Indonesia.
3) Munculnya
golongan cendekiawan; golongan cendekiawan muncul dimana-mana sebagai akibat
dari perkembangan dan peningkatan pendidikan. Akibat lanjut dari penyebaran
kaum cendekiawan di dalam masyarakat, timbullah berbagai gerakan yang menentang
penjajah. Oleh karena itu, kaum cendekiawan pribumi tampil di atas panggung
politik dan menjadi penggerak atau pimpinan pergerakan nasional bangsa
Indonesia.
4) Kemajuan
dalam bidang politik, sosial-ekonomi dan kebudayaan; muncul dan berkembangnya
gerakan nasionalisme Indonesia juga disebabkan oleh kemajuan-kemajuan di bidang
politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan bangsa Indonesia. (1) Kemajuan di
bidang politik; kegiatan gerakan atau partai-partai nasionalis ingin
menumbangkan dominasi politik kaum imperialis dan kolonialis Belanda (Barat).
Kekuasaan kaum pribumi pada masa itu terkungkung oleh pengaruh politik kolonial
Belanda yang ketat dan kejam. Praktek-praktek penyalahgunaan kekuasaan dan
pelecehan hak asasi manusia sering mewarnai kehidupan politik pemerintahan
kolonial, maka golongan nasionalis tampil menyuarakan aspirasi masyarakat yang
terjajah. (2) Kemajuan di bidang sosial ekonomi; masalah itu terlihat dalam
penghapusan eksploitasi ekonomi asing. Penghapusan itu bertujuan untuk
membentuk masyarakat yang bebas dari kesengsaraan dan kemelaratan sesuai dengan
cita-dta keadilan sosial. Kesadaran meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia
menjadi prioritas dan cita-cita perjuangan kaum nasionalis. (3) Kemajuan di
bidang budaya; kaum nasionalis melihat kebudayaan asli hampir punah dan berada
dalam keadaan sekarat, sehingga perlu diberikan perlindungan dan rekonstruksi
yang memadai. Para pejuang nasionalis perlu memperhatikan dan menjaga
kelestarian serta menumbuhkembangkan kebudayaan asli atau memadukan kedua
kebudayaan itu. Oleh karena perkembangan kebudayaan asli yang tidak
menggembirakan itu, maka para pejuang nasionalis menjadikan sektor kebudayaan
menjadi salah satu cita-cita perjuangannya.
Ketiga bidang tersebut merupakan kesatuan yang
diperjuangkan secara serentak, karena ketiganya memberikan ciri-ciri perjuangan
nasionalis bangsa Indonesia. Paham nasionalis pada mulanya berkembang secara
lokal atau daerah, namun kemudian menjadi kolektif dan meluas ke seluruh
wilayah Indonesia yang terjajah dan akhirnya menjadi paham nasionalis dari
bangsa Indonesia.
b. Pengaruh yang datang dari
luar negeri (ekstemal)
Pengaruh dari luar negeri yang cukup besar perannya dalam
memper-cepat pergerakan politik di Indonesia di antaranya, kemenangan Jepang
atas Rusia (1905), Pergerakan Kebangsaan India, Pergerakan Nasional Filipina,
Gerakan Nasionalis China, Gerakan Nasionalis Turki, Gerakan Nasionalis Mesir.
1) Kemenangan Jepang terhadap Rusia (1905); Modernisasi
Jepang telah membawa banyak perubahan terhadap perkembangan negeri dan bangsa
Jepang di dunia internasional pada masa itu. Jepang maju dengan pesat dalam
segala bidang. Bahkan kekuatan militer Jepang harus diperhitung-kan oleh
bangsa-bangsa Barat, termasuk Amerika Serikat pada masa itu. Untuk membuktikan
kekuatan militer Jepang, Korea menjadi sasaran pertamanya. Kemenangan yang
diperolehnya dalam perang Jepang melawan Korea, menyebabkan pasukan Jepang
melanjutkan ekspansinya ke Manchuria. Dalam penyerangan Jepang terhadap
Manchuria itulah pasukan Jepang berhadapan dengan Rusia, dan ternyata berdampak
sangat luas di wilayah Asia. Bangsa-bangsa di Asia mulai bangkit menentang
penjajahan Barat. Hal ini membuktikan bahwa di berbagai daerah Asia muncul dan
berkembang gerakan-gerkan yang bersifat nasional seperti di China, Filipina,
India, Turki, Indonesia bahkan sampai ke daratan Afrika seperti Mesir dan
sebagainya.
2) Pergerakan Kebangsaan India; Di dalam menghadapi
penjajahan Inggris, kaum pergerakan rakyat India membentuk organisasi
kebangsaan yang dikenal dengan nama All India National Congres. Tokoh-tokoh
yang terkenal dalam organisasi itu seperti Mahatma Gandhi, Pandit J. Nehru,
B.C. Tilak, Moh. Ali Jinah, Iskandar Mirza, Liquat Ali Khan dan sebagainya. Di
antara para pemimpin India itu, yang lebih terkenal adalah Mahatma Gandhi yang
memiliki dasar perjuangan sebagai berikut. (a). Ahimwi(dilarang
membunuh), yaitu gerakan anti peperangan, (b). Hartnl yaitu
suatu gerakan rakyat India dalam bentuk aksi yang tidak berbuat apapun walaupun
mereka tetap masuk kantor ataupun pabrik dan sebagainya, (c). Satyagrnhn yaitu
suatu gerakan rakyat India untuk tidak bekerja sama dengan pemerintah kolonial
Inggris, (d).Swacicsi yaitu gerakan rakyat India untuk memakai
barang-barang buatan negeri sendiri.
3) Gerakan Kebangsaan Filipina; Gerakan rakyat Filipina
digerakkan dan dikobarkan oleh Dr. Jose Rizal dengan tujuan untuk mengusir
penjajah bangsa Spanyol dari wilayah Filipina. Dr. Jose Rizal berhasil
ditangkap dan pada tanggal 30 September 1896, ia dijatuhi hukuman mati.
Kemudian gerakannya dilanjutkan oleh Emilio Aquinaldo dan berhasil
memproklamasikan kemerdekaan Filipina tanggal 12 Juni 1898 namun kemerdekaan
yang berhasil diperolehnya itu tidak dapat bertahan lama, karena kemunculan
Amerika Serikat yang berhasil menghapuskan kemerdekaan itu. Filipina dikuasai
oleh Amerika Serikat dan baru diberi kemerdekaan oleh Amerika Serikat pada
tanggal 4 Juli 1946.
4) Gerakan Nasionalis Rakyat China; Gerakan ini dipimpin
oleh Dr. Sun Yat Sen. la mengadakan pembaharuan di segala sektor kehidupan
bangsa China. Dasar perjuangan yang dikemukakan oleh Sun Yat Sen adalah San Min
Chu I yang terdiri dari (a). Republik China adalah suatu negara nasional China,
(b). Pemerintah China disusun atas dasar demokrasi atau kedaulatan berada di
tangan rakyat, (c). Pemerintah China mengutamakan kesejahteraan sosial bagi
rakyatnya.
5) Pergerakan Turki Muda (1908); Gerakan ini dipimpin
oleh Mustafa Kemal Pasha. la menuntut adanya pembaharuan dan moderrusasi di
segala sektor kehidupan masyarakatnya.
6)
Pergerakan Nasionalisme Mesir; Gerakan ini dipimpin oleh Arabi Pasha
(1881-1882) dengan tujuan menentang kekuasaan bangsa Eropa terutama Inggris
atas negeri Mesir.
Dengan berkembangnya pergerakan nasional
di berbagai daerah di Asia maupun di Afrika berpengaruh sangat besar terhadap
perjuangan rakyat Indonesia di dalam menentang kekuasaan kolonial Belanda.
Gerakan-gerakan yang muncul di Indonesia ditandai dengan munculnya
organisasi-organisasi modern yang didirikan oleh kalangan terpelajar. Tujuan
akhir dari setiap organisasi pergerakan rakyat Indonesia adalah terlepas dari
kekuasaan penjajahan kolonial Belanda atau memerdekakan bangsa Indonesia.
Munculnya pergerakan rakyat Indonesia ditandai dengan berdirinya organisasi
Budi Utomo tanggal 20 Mei 1908. Bahkan tahun ini dijadikan tonggak bersejarah
bangkitnya bangsa Indonesia untuk menentang kekuasaan kolonial Belanda.
2.
Ideologi yang Berkembang pada Masa Pergerakan Nasional Indonesia
Awal abad ke-20 dalam sejarah Indonesia
dikenal sebagai periode Kebangkitan Nasional. Pertumbuhan kesadaran yang
menjiwai proses itu menurut bentuk manifestasinya telah melalui langkah-langkah
yang wajar, yaitu mulai dari lahirnya ide emansipasi dan liberal dari status
serba terbelakang, baik yang berakar pada tradisi maupun yang tercipta oleh
situasi kolonial. Kemudian segera menyusul ide kemajuan beserta cita-cita untuk
meningkatkan taraf kehidupan bangsa Indonesia. Ide-ide yang muncul tersebut
akan melandasi pergerakan organisasi-organisasi yang tumbuh dan berkembang pada
masa itu. Bahkan masing-masing organisasi memiliki dasar dan idiologi yang
dapat memperkuat kedudukan maupun perjuangannya.
Ideologi-ideologi yang muncul dan
berkembang pada masa pergerakan nasional Indonesia antara lain Ideologi
Liberalisme, Nasionalisme, Komunisme, Demokrasi, Pan Islamisme dan lain-lain.
Ideologi Liberalisme.
Ideologi liberalisme diperkenalkan di Indonesia oleh
orang-orang Belanda yang mendukung perjuangan bangsa Indonesia. Orang-orang
Belanda tersebut melihat banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan seperti
dengan bertindak sangat jauh di luar batas-batas perikemanusiaan.
Tindakan-tindakan pemerintah kolonial Belanda yang mereka kecam, seperti tindakan
pemerasan, kekejaman atau penyiksaan dan lain sebagainya.
Masalah-masalah seperti ini mereka
sampaikan pada saat diselenggara-kan sidang parlemen di negeri Belanda. Mereka
mengecam dengan keras segala tindakan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial
Belanda bersama kaki tangannya di wilayah Indonesia. Mereka mengusulkan agar
pemerintah kerajaan Belanda memerintahkan pelaksanaan paham liberalisme di
Indonesia. Diharapkan paham liberalisme dapat membawa masyarakat Indonesia
kepada perubahan yang lebih baik.
Paham liberalisme merupakan suatu paham
yang mengutamakan kemerdekaan individu atau kebebasan kehidupan masyarakat.
Sebab dalam alam kebebasan itu masyarakat dapat berkembang dan berupaya
meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Paham liberalisme ini dikembangkan oleh
organisasi-organisasi politik di Indonesia seperti Indische Partij.
Ideologi Nasionalisme.
Ideologi Nasionalisme kali pertama diperkenalkan
oleh organisasi politik yang muncul di wilayah Indonesia. Ideologi Nasionalisme
menjadi dasar perjuangan Partai Nasional Indonesia (PNI) yang diketuai oleh Ir.
Soekarno. Nasionalisme sebagai suatu ideologi menunjukkan suatu bangsa yang
mempunyai kesamaan budaya, bahasa, dan wilayah. Selain itu, juga kesamaan
cita-cita dan tujuan. Dengan demikian kelompok tersebut dapat merasakan adanya
kesetiaan yang mendalam terhadap kelompok bangsa itu.
PNI
sebagai suatu partai yang berideologi nasionalis mempunyai tujuan untuk
memperjuangkan kehidupan bangsa Indonesia yang bebas. Bahkan cita-cita
politiknya yaitu mencapai Indonesia merdeka dan berdaulat, serta mengusir
penjajahan pemerintah kolonial Belanda di Indonesia.
Ideologi
Komunis.
Ideologi komunisme diperkenalkan kali
pertama oleh Sneevliet, seorang pegawai perkereta-apian yang berkebangsaan
Belanda. Ideologi komunisme ini diwujudkan dalam pembentukan organisasi yang
bemama Indische Social Democratis The Vereeniging (ISDV). Organisasi ISDV
sangat sulit mendapatkan dukungan dari rakyat karena rakyat kurang mempercayai
orang Belanda.
Kesulitan memperoleh dukungan rakyat,
Sneevliet kemudian menjalin hubungan dengan Semaun, seorang ketua cabang
Sarekat Islam di Semarang. Terjalinnya hubungan antara Sneevliet dengan Semaun
memunculkan pembentukan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1920.
Gerakan PKI yang sangat radikal,
dilanjutkan dengan melakukan pemberontakan tahun 1926 dan 1927. Namun akibat
kegagalan dari pem-berontakan itu, PKI dijadikan sebagai partai teriarang di
Indonesia pada masa kekuasaan kolonial Belanda.
Ideologi Demokrasi.
Ideologi demokrasi pertama kali muncul di daerah
Yunani dengan sistem demokrasi langsung. Artinya rakyat ikut serta menentukan
jalannya suatu pemerintahan. Akan tetapi, sistem demokrasi ini tidak mungkin
dapat dilaksanakan di Indonesia pada masa pergerakan Nasional. Hal ini
disebabkan karena bangsa Indonesia masih berada di bawah penjajahan Belanda.
Belanda tidak mungkin menerapkan sistem demokrasi di wilayah Indonesia, karena
hal itu akan merugikan kekuasaan pemerintah kolonial Belanda.
Sistem
demokrasi baru dapat terlaksana di wilayah Indonesia setelah Indonesia merdeka.
Sistem demokrasi yang dilaksanakan di Indonesia dikenal dengan sistem demokrasi
Pancasila.
Ideologi Pan-lslamisme.
Ideologi Pan-Islamisme merupakan suatu paham yang
bertujuan mempersatukan umat Islam sedunia. Ideologi ini muncul berkaitan erat
dengan kondisi abad ke-19 yang merupakan kemunduran dunia Islam. Sementara itu,
dunia Barat berada dalam kemajuan dan melakukan penjajahan terhadap
negara-negara Islam, termasuk Indonesia yang mayoritas masyarakatnya beragama
Islam.
Pan-Islamisme merupakan suatu gerakan
yang radikal dan progresif. Hal ini sangat disadari oleh kaum atau
negara-negara imperialisme Barat termasuk Belanda yang menjajah Indonesia.
Semangat yang terkandung dalam gerakan Pan-Islamisme telah membangkitkan rasa
kebangsaan yang kuat dengan didasari ikatan keagamaan. Ideologi ini telah
mendorong munculnya organisasi-organisasi yang berdasarkan keagamaan di wilayah
Indonesia seperti Sarekat Islam (SI), Muhammadiyah, dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar